Stephen P. Robbins (1998) mengatakan bahwa stress kerja adalah suatu kondisi dinamik seorang individu dikonfrontasi-kan dengan suatu peluang, kendala dan tuntutan yang dikaitkan dengan sesuatu yang sangat diinginkan dan hasilnya dipersepsikan sebagai tidak pasti (ragu) dan penting.
Ada tiga sumber stress kerja seorang pegawai.
Petama, Faktor lingkungan. Ketidakpastian mempengaruhi desain struktur organisasi dan stress kerja pegawai. Faktor lingkungan terdiri dari factor ketidakpastian eonomi, factor ketidakpastian politik, dan factor ketidakpastiante knologi.
Kedua, Faktor organisasi. Faktor organisasi yang dapat menimbulkan stres, yaitu tuntutan tugas, tuntutan peran, tuntutan antar pribadi, struktur organisasi, kepemimpinan organisasi, dan tahap hidup organisasi.
Ketiga, Faktor individual. Lazimnya seorang pegawai hanya bekerja 40 – 50 jam dalam seminggu. Pengalaman dan masalah seorang pegawai di luar jam kerja dapat melebar kepada pekerjaan yang disebut factor kehidupan pribadi karyawan. Faktor ini terdiri dari masalah keluarga, masalah ekonomi pribadi, dan masalah kepribadian Stres kerja akan memunculkan (memperlihat-kan) tiga gejala pada pegawai.
  1. Pertama, Gejala fisiologis.Stres kerja dapat menciptakan perubahan dalam metabolisme, detak jantung, pernafasan, tekanan darah, serangan jantung, sakit magh, dan sakit kepala. 
  2. Kedua, Gejala psikologis. Stres kerja muncul dalam bentuk keadaan psikologi ster masuk ketidakpuasan kerja, ketegangan, kecemasan, muntah darah, kebosanan dan suka menunda-nunda. 
  3. Ketiga, Gejala perilaku. Gejala stress kerja yang dikaitkan dengan perilaku pegawai mencakup perubahan produktivitas, absensi, tingkat berhenti karyawan, kebiasaan makan, merokok, meminum alkohol, berbicara cepat, gelisah dan gangguan tidur.
Ada dua pendekatan dalam mengelola stress kerja, yaitu pendekatan individual dan pendekatan organisasional.
Pendekatan individual. Strategi individu yang telah terbukti efektif menghadapi stress kerja ada (4) empat macam.
  1. Teknik manajemen waktu. Pemahaman dan pemanfaatan dari prinsip-prinsip pengelolaan waktu dapat membantu individu dalam mengatasi ketegangan kerja/stress kerja. Prinsip-prinsip pengelolaan waktu terdiri dari: 
    • Membuat daftar harian dari kegiatan yang mau diselesaikan 
    • Memprioritaskan kegiatan menurut penting dan urgensinya 
    • Menjadwalkankegiatanmenurutperingkatprioritas 
    • Mengetahui daur harian dan menangani bagian yang paling menuntut dari pekerjaan puncak dengan sikap waspada dan produktif. 
  2. Latihanfisik non-kompetitif. Maksudnya aerobik, berjalan, joging, berenang, dan bersepeda. Bentuk latihan fisik non-kompetitif ini meningkatkan kapasitas jantung, menurunkan laju detak jantung, mengalihkan mental dari tekanan kerja, dan melepaskan energi.
  3. Teknik pelatihan pengenduran (relaksasi). Maksudnya menyendiri, sholat dengan khusuk, sholat berjamaah dan dzikirasma’ul husna.
  4. Perluasan jaringan dukungan sosial Mempunyai teman, keluarga, dan rekan satu kerja untuk diajak berbicara memberikan satu saluran keluar bila stress kerja tinggi. Dukungan social dapat melunakkan stress kerja.
  5. Pendekatan Strategi Strategi manajermen gurangi stress kerja pegawaia dalah:
    • perbaikan seleksi pegawai 
    • perbaikan penempatan kerja 
    • penggunaanpenetapantujuan yang realistis 
    • perancangan ulang pekerjaan 
    • peningkatan keterlibatan karyawan 
    • perbaikan komunikasi organisasi 
    • penegakan program kesejahteraanpegawai.

0 comments :

Post a Comment

 
Top